Dalil dalil tentang larangan menyentuh wanita bukan mukhrim
Dalil 1
( liayyutokngana fii ro'si ahadikum bimakhitin min hadid, khoiru lahu min ayyamassa amroatan la tahillulahu. )
“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.”
(HR. Thobroni . Derajat hadist hasan oleh al-Albani dalam ash-Shahîhah no. 226. ).
Hadits ini sudah menunjukkan kerasnya ancaman perbuatan tersebut, walau hadits tersebut dipermasalahkan keshahihannya oleh ulama lainnya. Yang diancam dalam hadits di atas adalah menyentuh wanita. Sedangkan bersalaman atau berjabat tangan sudah termasuk dalam perbuatan menyentuh.
Dalil 2
Rasullulah setiap membaiat wanita tidak pernah menyentuh wanita tersebut, dan hanya dengan perkataan saja.
“Sesungguhnya aku tidak mau berjabat tangan dengan kaum wanita. Hanyalah ucapanku kepada seratus wanita seperti ucapanku kepada seorang wanita.”
(HR. Malik 2/982/2, An-Nasa`i dalam ‘Isyratun Nisa` dari As-Sunan Al-Kubra 2/93/2, At-Tirmidzi, dll. Lihat Ash-Shahihah no. 529)
Bagaimana dengan tradisi berjabatan tangan ketika hari raya Iedul Fitri?
Budaya di negara kita selalu bersalaman ketika lebaran. Dan banyak dari mereka mengabaikan antara makhrom dan bukan. Ini jelas sekali melanggar aturan yang dituntunkan oleh Allah dan rasulnya.
Mayoritas Mahzab mengharamkan berjabat tangan dengan orang lain yang bukan mukrhim. Seperti mahzab Shafii, Maliki, Hambali , Hanafi , Imam Ahmad dan Mahzab mahzab lainya.
Jumhur Uga mengharamkan berjabat tangan dengan orang lain bukan mukhrim.
Bagaimana berjabat tangan dengan orang sudah Tua bukan makhram?
Mahdzab Hanafi , dan Imam ahmad , Al Albani memperbolehkan. Dengan catatan bahwa sudah Monopouse
Imam syafi'i dan Imam Malik tetap mengharamkan walaupun sudah tua.
Dalil 1
لِأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمَخِيْطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ
( liayyutokngana fii ro'si ahadikum bimakhitin min hadid, khoiru lahu min ayyamassa amroatan la tahillulahu. )
“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.”
(HR. Thobroni . Derajat hadist hasan oleh al-Albani dalam ash-Shahîhah no. 226. ).
Hadits ini sudah menunjukkan kerasnya ancaman perbuatan tersebut, walau hadits tersebut dipermasalahkan keshahihannya oleh ulama lainnya. Yang diancam dalam hadits di atas adalah menyentuh wanita. Sedangkan bersalaman atau berjabat tangan sudah termasuk dalam perbuatan menyentuh.
Dalil 2
Rasullulah setiap membaiat wanita tidak pernah menyentuh wanita tersebut, dan hanya dengan perkataan saja.
إِنِّي لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ، إِنَّمَا قَوْلِي لـِمِائَةِ امْرَأَةٍ كَقَوْلِي لِامْرَأَةٍ وَاحِدَةٍ
Innii laa ushoo fikhunnisaa'
“Sesungguhnya aku tidak mau berjabat tangan dengan kaum wanita. Hanyalah ucapanku kepada seratus wanita seperti ucapanku kepada seorang wanita.”
(HR. Malik 2/982/2, An-Nasa`i dalam ‘Isyratun Nisa` dari As-Sunan Al-Kubra 2/93/2, At-Tirmidzi, dll. Lihat Ash-Shahihah no. 529)
Bagaimana dengan tradisi berjabatan tangan ketika hari raya Iedul Fitri?
Budaya di negara kita selalu bersalaman ketika lebaran. Dan banyak dari mereka mengabaikan antara makhrom dan bukan. Ini jelas sekali melanggar aturan yang dituntunkan oleh Allah dan rasulnya.
Mayoritas Mahzab mengharamkan berjabat tangan dengan orang lain yang bukan mukrhim. Seperti mahzab Shafii, Maliki, Hambali , Hanafi , Imam Ahmad dan Mahzab mahzab lainya.
Jumhur Uga mengharamkan berjabat tangan dengan orang lain bukan mukhrim.
Bagaimana berjabat tangan dengan orang sudah Tua bukan makhram?
Mahdzab Hanafi , dan Imam ahmad , Al Albani memperbolehkan. Dengan catatan bahwa sudah Monopouse
Imam syafi'i dan Imam Malik tetap mengharamkan walaupun sudah tua.
Siapakah Mahram Anda?
Untuk lebih jelasnya bisa di lihat di bagan dibawah ini
وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آَبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيلًا (22) حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا (23) وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ كِتَابَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَأُحِلَّ لَكُمْ مَا وَرَاءَ ذَلِكُمْ أَنْ تَبْتَغُوا بِأَمْوَالِكُمْ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ
“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina.” (QS. An Nisa’: 22-24)
Hukum berjabat tangan dengan non mahram
Reviewed by solid webs
on
20.02
Rating:
Tidak ada komentar: