Anjuran Membuat Sutrah Untuk Sholat

Qolallahu ta’ala fil qur’anil karim :

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا 

تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ 

Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)


Pembaca yang di rahmati Allah. Melihat dalil di atas, mari kita belajar mengenai ilmu agama, dan kali ini kita akan membahas mengenai sutrah dalam Sholat.

لَا تُصَلِّ إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ، وَلَا تَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْكَ، فَإِنْ أَبَى 

فَلْتُقَاتِلْهُ؛ فَإِنَّ مَعَهُ الْقَرِينَ “

Janganlah shalat kecuali menghadap sutrah, dan jangan biarkan seseorang lewat di depanmu, jika ia enggan dilarang maka tolaklah ia dengan keras, karena sesungguhnya bersamanya ada qarin (setan)” 

(HR. Ibnu Khuzaimah. Al Albani,Shahih Muslim).

Sutrah secara bahasa artinya sesuatu yag dapat menghalangi. Ketika sholat kita disunahkan untuk membuat sutrah untuk sebagai pembatas area kita sholat.

Kalau di masjid kita sudah ada shof yang di buat olah takmir sebagai sutrah, kalau dirumah atau yang belum ada shofnya bisa pake karpet, dll. Kalau dirumah kita bisa menggunakan sajadah.

Rasullulah mencontohkan benda benda seperti anak panah, hewan tunggangan, tiang , pohon , tongkat, dinding. karena Nabi Mummad sering sholat di ruang terbuka, seperti di lapangan dll.

https://islami.co/hukum-memasang-sutrah-pembatas-di-masjid/
Sutrah Dengan garis masih jadi pertentangan, namun jumhur ulama memperbolehkan membuat sutrah dengan garis seperti yang ada di masjid masjid.

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ إِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ مِنَ النَّاسِ، فَأَرَادَ أَحَدٌ أَنْ يَجْتَازَ 

بَيْنَ يَدَيْهِ، فَلْيَدْفَعْ فِي نَحْرِهِ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنّمّا هُوَ شَيْطَانٌ

Jika salah seorang dari kalian shalat menghadap sesuatu yang ia jadikan sutrah terhadap orang lain, kemudian ada seseorang yang mencoba lewat di antara ia dengan sutrah, maka cegahlah. jika ia enggan dicegah maka tolaklah ia dengan keras, karena sesungguhnya ia adalah setan”

(HR. Al Bukhari 509, Muslim 505)

 لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَي الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ، لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِيْنَ، خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ 

“Seandainya orang yang lewat di depan orang yang shalat mengetahui apa yang ditanggungnya, niscaya ia memilih untuk berhenti selama 40 (tahun), itu lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang shalat.” 

(HR. Al-Bukhari no. 510 dan Muslim no. 1132)

Bagaimana jika sholat berjamaah ketika batal dan harus keluar?

Para ulama sepakat bahwa makmum dalam shalat jama’ah tidak disunnahkan untuk membuat sutrah. Sutrah imam adalah sutrah bagi makmum. Sehingga boleh lewat di depan para makmum shalat jama’ah, yang melakukan hal ini tidak berdosa dengan dalil perbuatan Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma. Namun andaikan bisa menghindari atau meminimalisir hal ini, itu lebih disukai. Karena sebagaimana jika kita shalat tentu kita tidak ingin mendapatkan gangguan sedikit pun, maka hendaknya kita pun berusaha tidak memberikan gangguan pada orang lain yang shalat. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

Apakah sampai membatalkan sholat bila ada yang lewat? 

 يَقْطَعُ الصَّلَاةَ، الْمَرْأَةُ، وَالْحِمَارُ، وَالْكَلْبُ، وَيَقِي ذَلِكَ مِثْلُ مُؤْخِرَةِ الرَّحْلِ 

“Lewatnya wanita, keledai dan anjing membatalkan shalat. Itu dapat dicegah dengan menghadap pada benda yang setinggi mu’khiratur rahl”
(HR. Muslim 511)

Anjing yang dimaksud adalah anjing hitam sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain:

 إذا صلَّى الرَّجلُ وليسَ بينَ يدَيهِ كآخرةِ الرَّحلِ أو كواسطةِ الرَّحلِ قطعَ صلاتَه الكلبُ الأسودُ والمرأةُ والحمارُ 

 “Jika salah seorang dari kalian shalat, dan ia tidak menghadap sesuatu yang tingginya setinggi ujung pelana atau bagian tengah pelana, maka shalatnya bisa dibatalkan oleh anjing hitam, wanita, dan keledai”

(HR. Tirmidzi).

Kecuali yang di sebutkan dihadist, maka tidak mambatalkan sholat.

Kesimpulan

1. Disunahkan untuk membuat sutrah 
2. Larangan untuk lewat di depan orang sholat. 
3. Bagi yang melakukan sholat disunahkan untuk manahan orang ketika hendak berjalan di depan orang sholat selain sholat jamaah. Bahkan orang di sampingnya bisa membantu untuk menghalangi.